Nah, ini malam saya baru kesampaian bikin semacam resensi (bukan resensi sih, tapi semacam sumbang saran gitu, saya terlalu hebat kalok disebut resensor...hehe) bukunya Muh Rio Nisafa, doi penulis berwajah imut yang pegawai negeri itu :) Ada dua buku sebenarnya yang saya janjiin mau saya kasih sumbang saran, tapi baru satu buku yang sudah saya baca penuh : Facebook Love Story (kumpulan cerpen), sedang satunya lagi Fiksimini Facebook, baru saya baca secara acak. Tapi tak apalah saya akan mencoba menuliskannya disini, kayaknya saya sudah bisa mengambil intisarinya....
Muh Rio Nisafa, ya saya kagum betul dengan lelaki yang satu ini. Diantara kesibukannya yang padat, beliau masih menyisihkan waktu untuk mengaktualisasikan bakat dan kemampuannya menulis. Lewat media blog dan facebook, saya bisa menyimak tulisan dan juga komik Batmannya dari waktu ke waktu. Disana, saya benar-benar melihat Muh Rio Nisafa yang berbeda dengan kehidupannya sehari-hari, utamanya di kantor. Di kantor, ini pengamatan saya loh, beliau terlihat serius dan cenderung pendiam. Tetapi lewat tulisan dan komiknya tersebut, saya bisa melihat Rio Nisafa yang segar dan cerdas dengan ide-ide gila dan sentilan-sentilan khas mengenai kondisi aktual di sekitar kita.
Begitulah, hingga suatu hari, ia memberikan dua buah buku karyanya itu kepada saya dengan cuma-cuma. Bukan cuma-cuma sih, tetapi semaca barter gitulah, soalnya saya juga ngasih buku sama beliau, bukunya prosais idola saya yang juga penggagas fiksi mini : AGUS NOOR, semoga beliau suka :) Tetapi sayangnya, buku yang beliau berikan kepada saya itu, buku yang memang sengaja disisihkan karena tak layak jual. Hingga mungkin saya membaca dan melihatnyapun tidak sesempurna dengan versi yang layak jualnya...hehe
Facebook Love Story, sebuah buku kumpulan cerpen, yang mengambil facebook sebagai setting utama di dalamnya, berisi 10 cerpen yang segar dan renyah dengan bahasa yang ngepop, walau masih menggunakan kaidah-kaidah Bahasa Indonesia secara lurus. Membacanya, saya seperti mengenang jaman-jaman saya sekolah dulu, saat membaca karya Hilman Hariwijaya seperti Lupus dan semacamnya. Namun di karya Bung Rio ini terasa lebih sedikit dewasa, karena setting di dalamnya mengambil masa-masa perkuliahan. Secara keseluruhan, seperti judulnya, tema yang menonjol adalah masalah percintaan, dengan facebook selalu menyelip diantara intrik-intriknya.
Penulis memahami betul apa yang menjadi obyek ceritanya, itu keunggulan utama buku ini. Segala hal tentang facebook benar-benar dikuasai oleh beliau, sehingga pembacapun akan tergiring sedikit banyak mengetahui bebarapa hal tentang facebook yang mungkin belum dipahami. Ditambah gaya bahasa dan penuturannya yang popular, menjadikan kisah-kisah di dalamnya menarik dan mudah diikuti oleh pembaca secara umum. Dan satu yang saya sukai pula, Bung Rio Nisafa pandai menyelipkan kritik-kritik secara halus tentang keadaan aktual di negara kita, tanpa melekatkan kritik-kritik tersebut pada tokoh dan ide utama cerpen-cerpen tersebut.
Nah, itu kelebihannya. Sekarang sedikit kekurangan pada buku ini adalah minimnya ilustrasi-ilustrasi di dalam buku yang bisa menambah segar isi buku. Padahal, cerita-cerita ngepop seperti ini lebih terasa yahud lagi kalau dibumbui gambar-gambar segar yang berkaitan dengan isi cerpen-cerpennya. Sedangkan mengenai isi cerpen sendiri, seperti alur, penokokohan dan sebagainya sudah sangat runtut, kuat dan baik, hanya beberapa cerpen ada yang endingnya seperti dipaksakan. Mungkin maksud Bung Rio untuk memberi kejutan di akhir cerita, tetapi malah terkesan aneh dan terlalu memaksa, misalnya dalam cerpen ‘Saat Ingin Memeluknya’ , tiba-tiba tokoh Andra yang memuja Regina tersebut adalah perempuan (lesbi).
Demikian, sedikit sumbang saran tentang Facebook Love Story. Eh iya, saya juga menggolongkan cerpen-cerpen di dalamnya bukan cerpen yang nyastra, tetapi cerpen popular, bukan dari segi isi dan kualitasnya loh, tetapi dari gaya bahasa dan segmentasi pasar yang dituju memang lebih tepat dikatakan sebagai cerpen pasca remaja yang ngepop dan gaul.
Sedang mengenai buku kedua, Fiksimini Facebook, saya rasa juga sangat menarik dan bagus. Seperti halnya yang saya lihat selama ini, fiksimini adalah cerita yang sangat pendek sekali, hanya beberapa kalimat, tetapi meninggalkan kesan yang mendalam bagi segenap pembacanya. Di dalamnya ada unsur satire, kritik sosial dan juga humor. Dan semua unsur itu bisa dikemas dalam fiksi mini buku ini dengan mumpuni oleh penulis dengan menjadikan facebook sebagi cantolan utamnya.
Demikianlah, kiranya sumbang saran ala kadarnya dari saya buat Bung Rio Nisafa tentang kedua buku mantapnya ini. Semoga bermanfaat. Pesan saya : terus menulis Bung, selagi kita masih mampu dan bisa. Membaca-Menulis menjaga hidup....hehe
Oh ya, hampir lupa, bagi pembaca yang ingin mendapatkan kedua buku tersebut, bisa pesan langsung melalui account facebook yang bersangkutan. Salam...
sudut kamar : 23 :17